Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhuan kebutuhan ABK. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan sosioemosional dan kebutuhan pendidikan. Bagi penyandang kelainan, layanan pendidikan memiliki makna yang sangat besar karena mereka memang memerlukan pelayanan ekstra, berbeda dari layanan orang-orang yang tidak menyandang kelainan. Kebutuhan para ABK merupakan sesuatu yang khas yang harus dijadikan landasan dalam pendidikan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Setelah ditelusuri, sejarah perkembangan layanan
pendidikan khusus dapat dilihat dengan adanya pelayanan khusus bagi penyandang
kelainan mulai abad ke-16. Pelayanan tersebut berlangsung dan berkelanjutan
hingga saat ini. Meskipun keberadaan anak berkebutuhan khusus sudah terdeteksi
sejak dulu, pelayanan pendidikan khusus di Indonesia baru dapat ditelusuri
mulai 1901. Namun, pendidikan khusus di Indonesia tidak semaju di negara lain. Perhatian
terhadap anak berkebutuhan khusus makin lama makin meningkat, meskipun masih
selalu merasa tidak cukup.
Dalam istilah pendidikan khusus, pendidikan terpisah
disebut sebagai pendidikan segregasi, pendidikan terpadu disebut integrasi dan
pendidikan yang terintegrasi penuh disebut inklusi. Ketiga layanan ini memiliki kekuatan dan
kelemahan masing-masing. Diantara layanan segregasi dan integrasi penuh dapat
dikembangkan berbagai jenis layanan dengan tingkat segregasi dan integrasi yang
bervariasi dalam kondisi tertentu, integrasi dapat berupa integrasi fisik,
integrasi sosial, dan integrasi yang paling kompleks yaitu integrasi dalam
pembelajaran.
Model atau jenis pelayanan pendidikan yang disediakan
bagi ABK yaitu:
1.
Sekolah
biasa
2.
Sekolah
biasa dengan guru konsultan,
3.
Sekolah
biasa dengan guru kunjung,
4.
Sekolah
biasa dengan ruang sumber,
5.
Model
kelas khusus,
6.
Model
sekolah khusus,
7.
Panti
asuhan/rehabilitasi.
Pendekatan
kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK berasumsi bahwa layana pendidikan
terhadap ABK akan lebih efektif jika dilakukan oleh tim ahli dibidangnya yang
bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan ABK. Di sekolah biasa, guru dapat
berkolaborasi dengan teman sejawat, kepalas ekolah dan orang tua siswa.
Komentar
Posting Komentar